PORSI IMPOR SAPI 70 % BAKALAN & 30% SIAP POTONG
Bismillah, Saya Reyza Rahadian Mahardika. Saya mempunyai link dari exportir sapi impor
yaitu Austrex , jadi saya ingin mengajukan penawaran kerja sama impor sapi siap
potong dari peternakan sekaligus exportir yaitu Austrex
Semua jenis daging memiliki harga
yang sama yaitu :
per kilo 2.95 USD harga nett sapi
hidup siap potong ( pengiriman hanya sampai pelabuhan seluruh Indonesia)
per kilo 3.45 USD sampai pittlord
yang di tunjuk dan langsung dilakukan pengiriman barang sampai tempat tujuan
buyer.
Type Daging = Beex
Info Lengkap Bisa Hubungi Saya :
Reyza Rahadian Mahardika
Hp : 081296653039
pIn BB : 23045B6E
Berikut dibawah ini Keterangan dari Kementerian Perdagangan ,
Jakarta -Pihak Kementerian Perdagangan
(Kemendag) memperkirakan akan ada impor (tanpa kuota) 720.000 ekor sapi bakalan
(perlu digemukkan) didatangkan dari Australia tahun depan. Sebagai pembanding,
pada 2012 sempat ada pemangkasan kuota impor sapi bakalan dari 400.000 ekor
menjadi 283.000 ekor.
Akhir tahun ini dan tahun depan, pemerintah sudah
tak menganut lagi sistem kuota impor sapi maupun daging. Tujuan kebijakan ini
untuk meredam lonjakan harga daging di dalam negeri.
"Sesuai arahan sidang kabinet di Bukit Tinggi,
kurang lebih kita akan impor sekitar 720.000 sapi yang terbagi atas sapi
bakalan dan sapi siap potong. Kita di sini sudah buat perencanaan indikatif
dalam rangka penuhi kebutuhan dalam negeri. Ini adalah indikatif, bisa kurang
atau tambah," ungkap Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Bachrul
Chairi saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan Jalan Ridwan Rais
Jakarta, Jumat (20/12/2013).
Bachrul menjelaskan triwulan I-2014 akan
dikeluarkan kurang lebih izin impor 125.000 ekor sapi, triwulan II-2014
mencapai 141.000 ekor sapi, triwulan III-2014 sebanyak 133.000 ekor sapi dan
triwulan IV sebanyak 41.000 ekor untuk sapi bakalan.
Sedangkan untuk sapi siap
potong pembagiannya adalah kuartal triwulan I-2014 sebanyak 22.500 ekor,
triwulan II-2014 sebanyak 123.750 ekor, triwulan III-2014 sebesar 33.750 ekor
dan triwulan IV-2014 sebanyak 45.000 ekor.
Porsinya adalah 70% sapi bakalan sedangkan 30%
adalah sapi siap potong. Porsi sapi bakalan masih lebih besar ketimbang sapi
siap potong karena pemerintah ingin para perusaha penggemuk sapi (feedloter)
bisa mendapatkan nilai tambah.
"Kita dari jumlah 720.000 itu, 70% untuk
bakalan dan sisanya siap potong. Kenapa kita beratnya di sapi bakalan, itu
karena kita ingin agar value added ada di dalam negeri," imbuhnya.
Sedangkan untuk sapi siap potong, pemerintah
mengeluarkan peraturan hanya dapat didatangkan di waktu-waktu tertentu.
Kedatangan sapi siap potong merupakan alternatif meminimalisir melonjaknya
harga daging di tingkat pasar.
"Kita berharap dunia usaha
menyesuaikan dengan itu. Walaupun dia boleh impor, tapi kita minta dunia usaha
menyesuaikan. Contohnya, untuk sapi bakalan kita boleh impor tiap bulan secara
merata dibagi, tapi kalau sapi siap potong itu hanya mendekati bulan-bulan
besar, jadi 1-2 bulan sebelum bulan puasa, 1-2 bulan sebelum Idul Adha dan
tahun baru. Hanya bulan-bulan itu aja dia boleh. Plus Januari karena buat stok.
Sisanya bulan-bulan itu nggak boleh dia impor," katanya.
Tambahan Impor Sapi
Kemendag juga akan mengeluarkan izin mengimpor
sapi induk betina (IB) produktif. Totalnya diperkirakan 25% dari total impor
sapi di tahun 2014, atau di luar dari alokasi 720.000 ekor sapi.
"Diputuskan bahwa kita juga akan buka impor
sapi produktif (indukan) yaitu sapi betina yang masih produktif. Namun di sini
yang akan mengimpor akan ditentukan paling tidak dia 24 bulan itu tidak boleh
dipotong. Paling tidak dia bisa melahirkan 2-3 kali setelah itu dia boleh
potong. Porsinya akan 25% dari jumlah impor," tuturnya.